Sejarah Margaluyu
Posted: April 15, 2011 in Uncategorized
Abah S.Andadinata Pendiri Gerak Badan Pencak Margaluyu pusatS.
Andadinata yang memiliki darah menak Sumedang dan lebih suka
menjalani kehidupan pribadinya secara mandiri tanpa tergantung pada
orang lain. S. Andadinata dilahirkan dIi didesa Rancabayawak yang berada
di wilayah Majalaya sekitar 30KM tenggara kota Bandung, pada tahun
sekitar 1893. Tidak diketahui tepat tanggal dan bulan kelahirnya. Semasa
hidupnya, sebagian besar dilalui melalui petualangan ke seluruh antero
Jawa Barat utamanya wilayah Parahiangan. Sebagai petualang sudah barang
tentu harus membekali diri dengan kemampuan beladiri yang mumpuni agar
dapat survive. Keahlian ilmu ilmu hikmah dari para ulama, utamanya yaitu
dari mama ajengan Syeh Haji Abdul Kahpi seorang ulama di wilayah
Petaruman Tarogong Garut. Ilmu Hikmah yang didapat diantara lain adalah
ilmu Haqmaliyah. Sampai saat ini ilmu Haqmaliyah masih eksis
dilaksanakan oleh anak keturunanya. Ilmu pencak silat pertama yang
dikuasai oleh abah Andadinata adalah Silat jurus Peksi Muih sebagai
warisan dari keluarganya. Yang kelak dikemudian hari inti dari tata
gerak jurus peksi muih menjadi jurus Payung Rasul. Sampai saat ini jurus
silat Peksi Muih masih eksis dan boleh dipelajari oleh warga penghayat
Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat. Semua senior Marga Pusat dipastikan
tahu jurus silat peksi muih. Penyederhanaan tata gerak jurus silat peksi
muih dengan melakukan kompilasi inti tata geraknya dipadukan dengan
ilmu hikmah yang ber lafads Allah Muhammad Adam Rasul, Berkah Allah
Sahabat Rasul, maka terciptalah jurus Payung Rasul. Pada masa itu ilmu
pencak silat yang jurus-jurusnya bermuatan / menyatu dengan ilmu hikmah
masih belum banyak di kenal masyarakat. Untuk meyakinkan bahwa jurus
Payung Rasul benar benar ampuh. Maka disetiap ada tabeuh gendang pencak,
abah Andadinata selalu tampil untuk kaul meramaikan perhelatan hajat
dengan seizin mereka yang melaksanakan hajatan. Seringkali jurus peksi
muih atau jurus payung rasul terlihat aneh dimata pemirsa sehingga
menimbulkan rasa penasaran pemirsa untuk mencoba sambung rasa dengan
abah Andadinata. Dalam kenyataanya setiap terjadi sambung rasa, rata
rata mereka dapat dijatuhkan dalam satu gerakan. Ilmu hikmah yang
didapat oleh abah Andadinata awalnya bermula dari seringnya beliau hadir
dalam pengajian ta’lim di tempat Ajengan Asep Samsuddin. Sewaktu abah
Andadinata berpetualang di wilayah kota Cirebon sebagai pedagang telur.
Layaknya seorang pedagang selalu mencari tempat yang ramai. Satu
diantaranya adalah jika disuatu tempat dilaksanakan hajatan atau majelis
ta’lim. Ketertarikan Ajengan Asep Samsudin terhadap sosok Andadinata,
karena setiap ta’lim dilaksanakan beliau selalu hadir dan membiarkan
lang daganganya tidak di tunggu. Dan ketika ta’lim selesai dagangan abah
Andadinata selalu laris dibeli oleh peserta majelis ta’lim. Sebagai
ulama dan ajengan, Mama ajengan Asep Samsudin sudah melihat bahwa
pedagang telur ini memiliki kharomah yang spesifik. Dan akhirnya abah
Andadinata diangkat sebagai murid untuk melestarikan ilmu ilmu hikmah
ajengan Asep Samsudin. Perkembangan pencak silat semakin berkembang,
meski pencak silat masih terbatas diajarkan kepada keluarga ningrat dan
kalangan ulama. Maka atas saran mama Ajengan Asep Samsudin,
diperintahkan Andadinata untuk melanjutkan pembelajaran melengkapi ilmu
pencak silat di ke wilayah Parahiangan barat tepat nya di wilayah
Kadipaten Cianjur. Berbekal referensi dari mama ajengan Asep Samsudin,
abah Andainata datang ke Padepokan silat juragan Rd Haji Ibrahim. Yang
dikenal sebagai pendiri dan pencetus Maenpo Cikalong. Tidak jelas apakah
abah Andadinata dilatih langsung oleh juragan Rd Haji Ibrahim yang pada
tahun 1900an sudah sepuh, atau dilatih oleh seseorang pelatih yang di
tugaskan. Yang jelas dari 10 jurus halusan Margaluyu Pusat sangat kental
dengan pengaruh maenpo Cikalong. yang berbasis pada silat Madi, Kari
dan silat asli Cianjur. Tokoh Maenpo Cikalong yang usianya relatip lebih
muda dari juragan Rd Haji Ibrahim adalah juragan Rd Haji Abullah yang
mewarisi ilmu pencak silat Sabandar. Sedangkan Silat Sabandar berasal
dari Moh Kosim yang konon berasal dari Pagaruyung Minangkabau Sumatera
Barat. Dari juragan Rd Haji Abdullah, abah Andadinata mewarisi ilmu
pencak silat Sabandar yang tata geraknya sangat halus dan lembut.
Pengaruh silat Bugis dan Madura dalam keilmuan Margaluyu didapat sewaktu
abah Andadinata berpetualang dipesisir pantai utara Cirebon, dimana
para keturunan prajurit bugis dan madura yang bergabung dengan Dipati
Anom (Amangkurat Amral) yang menyingkir ke Cirebon untuk meminta suaka
dari Sultan Cirebon ketika Dipati Anom berseteru dengan ayahnya sendiri
Raja Mataram sinuwun ndalem Gusti Amangkurat I Kompilasi tata gerak
Madi, Kari dan Sabandar inilah yang dikemudian hari menjadi 10 jurus
wajib Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat ditambah ilmu Hikmah yang
diharkatkan setelah selesai berlatih. Mengingat tata gerak 10 jurus
Margaluyu Pusat boleh dikatakan sangat sederhana, jurus-jurus tersebut
tidak bisa diperagakan dipanggung sewaktu ada tabeuh gendang pencak.
Oleh karena itu atas saran para kerabat Gerak Badan Margaluyu Pusat
harus memiliki jurus silat murni yang benar benar merupakan maenpo.
Dengan demikian Margaluyu Pusat dilengkapi dengan Maenpo yang berasal
dari Selah Eurih warisan dari Keluarga juragan Rd Haji Sukarma dan
juragan Rd Haji Soma. Oleh karena itu dalam setiap proses harkatan,
ketiga tokoh Rd Haji Ibrahim, Rd Haji Abdullah dan Rd Haji Soma yang
kesemuanya adalah kerabat Cikalong Cianjur selalu disebut untuk dimohon
keikhlasanya serta mohon kepada Allah SWT agar manfaat ilmu warisanya
menjadi ibadahnya. Keilmuan Margaluyu,boleh dikatakan lengkap, karena
berintikan ilmu hikmah Sunda wiwitan yang ditulis tangan oleh abah
Andadinata dalam aksara Sunda Wiwitan yang serupa dengan tulisan pada
relief prasasti2 di pulau Jawa, serta aksara Hanacaraka. Secara otentik
buku ini masih ada dalam bentuk aseli dan telah diperbanyak melalui
scanning komputer untuk dipegang oleh semua pelatih yang sudah mendapat
mandat untuk melakukan Harkatan. Pengaruh silat Cina (Khun Tao) dalam
keilmuan Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat diperoleh abah Andadinata
sewaktu beliau berpetualang di Cirebon. Dimana silat Cina masuk ke Pulau
Jawa dibawa mbah Khaer. Adapun pengaruh silat minang diperoleh dari
Mama Sabandar (Moh Kosim). Sedangkan pengaruh silat Betawi pada keilmuan
Margaluyu Pusat karena hasil berguru Maenpo di Cikalong. Dimana Abang
Madi dan Abang Kari adalah guru dari juragan Rd Haji Ibrahim. Hal
tersebut dikuatkan tokoh Mbah Madi, Mbah Kari dan mbah Sabandar dan mbah
Khaer selalu disebut dalam setiap proses Harkatan sebagai ucapan terma
kasih atas manfaat ilmunya dan memohon agar amal ilmu yang diwariskan
dari beliau ini mendapat imbalan yang tinggi dari Allah SWT. Kelengkapan
keilmuan Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat secara sempurna dikuasai
oleh abah Andadinata ketika umur beliau mencapai sekitar 35 tahun.
Tetapi profesi sebagai pedagang telur keliling tak pernah dilepaskan.
Dan kebiasaan naik panggung ketika ada perhelatan tabeuh gendang pencak
untuk kaul kepada yang punya hajat selalu dilakukan sebagai promosi
makanan sehat yakni telur yang diperdagangkan. Karena seringnya terjadi
sambung rasa, dan dalam setiap sambung rasa abah Andadinata selalu
unggul, maka beliau menjadi terkenal sebagai juara kaul yang disegani.
Ketenaran abah Andadinata sebagai juara kaul yang tidak punya perguruan,
sempat terdengar oleh seorang guru besar perguruan silat yang terkenal
di kota Bandung yaitu mang Suwandi yang bertempat tinggal di Gang
Singsong tepatnya disekitar station KA Bandung. Tidaklah sulit mencari
sosok Andadinata bagi mang Suwandi. Pertemuan antara mang Suwandi dengan
Abah Andadinata untuk sambung rasa merupakan peristiwa penting sebagai
tonggak sejarah berdirinya Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat. Baru
pertama kali abah Andadinata bersambung rasa dengan tokoh silat yang
berlevel guru besar. Bagi mang Suwandi juga baru pertama kali bertemu
pendekar tanpa paguron yang selalu bisa mengunci geraknya dengan halus
tanpa melukai apalagi mencederai. Sebagai ksatria Pendekar, Mang Suwandi
menyatakan bahwa keilmuan Margaluyu Pusat adalah ilmu silat yang
lengkap ditambah ilmu hikmah yang benar2 murni tanpa menggunakan tenaga
khodam. Dan beliau memohon kepada abah Andadinata untuk sudi menerima
dirinya sebagai murid. Permohonan mang Suwandi ditolak oleh abah
Andadinata, tetapi menerimanya sebagai sahabat. Maka mulai saat itu,
dinyatakan bahwa dalam pakem keilmuan Margaluyu tidak dikenal istilah
guru, apalagi gelar guru besar. Yang dikenal adalah sahabat (ikhwan /
ahwat) yang sedang berlatih. Sumbangan yang terbesar dari Mang Suwandi
dalam keilmuan Margaluyu Pusat adalah jurus kasaran yang lebih dikenal
dengan jurus 14 dan jurus-jurus peupeuhan. Dengan demikian semakin
lengkaplah jurus jurus Kelimuan Margaluyu Pusat yang merupakan jurus
jurus yang memiliki kharomah. Dengan masuknya mang Suwandi ke dalam
Margaluyu Pusat kemudian beliau membawa sahabat- sahabatnya untuk
berlatih diantaranya adalah Mang Uwen serta pak Adiwikarta (Mng Ulis)
dan Andi Rohandi. Maka disepakati yang semula keilmuan Margaluyu belum
memiliki nama paguron maka dengan bergabungnya para senior diatas,
secara resmi diberi nama Margaluyu Pusat. Marga adalah jalan, Luyu =
Saluyu atau lancar, Pusat berarti selalu ditengah. Jadi secara harfiah
Margaluyu Pusat diartikan sebagai Selalu berjalan ditengah agar selalu
lancar. Meski jurus-jurus Gerak Badan Pencak Margaluyu Pusat berbasis
pada gerak pencak silat. Tetapi sesungguhnya adalah ilmu beladiri
pernapasan, yang berkharomah tenaga dalam. Yang mana seni beladiri
pernapasan saat itu pada akhir decade 1930an belum banyak dikenal oleh
masyarakat. Sehingga sulit di perkenalkan atau disosialisasikan. Baru
pada tahun 1948 didaftarkan pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Bandung sebagai Persatuan Pencak Silat Margaluyu Pusat. Nama-nama jurus
halus 1 – 10
- Jurus 1 Jurus Keupeul
- Jurus 2 Jurus teundued
- Jurus 3 Jurus dua jeblag
- Jurus 4 Jurus dua teunded
- Jurus 5 Jurus empat potong
- Jurus 6 Jurus potong
- Jurus 7 Jurus giles
- Jurus 8 Jurus Jurus colok r
- Jurus 9 jurus liliwatan
- Jurus 10 Jurus seuseup
Sampai akhir hayatnya Abah Andadinata bermukim didesa Cikuya
kecamatan Cicalengka. Beliau wafat pada petang hari tanggal 29 Jnuari
1969 dan di makamkan ditempat yang sama pada t anggal30 Januari 1969 di
desa Cikuya.
di ambil dari website margaluyu Pusat
https://margaluyubayah.wordpress.com/2011/04/15/sejarah-margaluyu/
SEJARAH BKC (BANDUNG
KARATE CLUB)
SELAYANG PANDANG BKC
(Merupakan Riwayat Ringkas Latar Belakang Berdirinya BKC)
BKC adalah singkatan dari Bandung Karate Club dan Bina Ksatria Cita pada
pengertian yang sebenarnya, didirikan di Bandung pada tanggal 16 Juni
1966 oleh Iwa Rahadian Arsanata. Sejak tahun 1962, telah dirintis
pendiriannya dengan nama Bandung Karate School for Self Defence. Gedung
Mardisantosa yang terletak di Jalan sunda No. 2 Bandung adalah tempat
pertama BKC didirikan. Tercatat sebagai anggota pertama terdiri dari
siswa-siswa Sekolah Guru Pendidikan Jasmani, SMAN Jalan Belitung, STMN I
jalan Rajiman serta beberapa orang mahasiswa UNPAD dan ITB. Sejak
tahun 1967 hingga tahun 1972 tempat latihan pindah ke pendopo sekolah
Tinggi Olah raga Jalan Van Deventer Bandung.
Maksud dan Tujuan
BKC didirikan dengan maksud menghimpun pemuda, pelajar serta berbagai
kalangan dalam pembinaan olah raga beladiri berdasarkan kekeluargaan
hormat-mengahormati serta saling menciantai antara satu dan sesamanya.
Secara umum BKC bertujuan untuk membina setiap anggota menjadi Insan
Beladiri yang Mandiri, yang memahami makna hidup dan kehidupan.
Sehingga pada akhirnya, ilmu yang diperolehnya dapat bermanfaat bagi
kehidupannya di masyarakat. Setiap anggota BKC dituntut untuk mampu
melaksanakan Tri Ratna Keanggotaan berdasarkan kiprahnya.
Dasar Pendidikan Beladiri di BKC
Sumber ajaran beladiri yang diajarkan di BKC sepenuhnya bersumberkan
kepada Tuntunan ajaran Jalaksana yang merupakan Ilmu Teturunan dari
Pendiri Peruruan. Kemudian sumber ajaran ini disesuaikan dengan
berbagai ajaran ilmu beladiri yang ada, baik yang datang dari luar
maupun dengan yang telah ada di Indonesia. Dalam hal ini BKC
berprinsip, mana yang baik diambil dan mana yang buruk dibuang walaupun
itu budaya bangsa terlebih yang datang dari luar.
Para Pimpinan BKC dari Tahun ke Tahun
Tercatat sebagai Ketua Umum BKC angkatan pertama Mardisantosa, yaitu
Budiarjo, S.H. kemudian dari tahun 1968-1970 BKC dipimpin oleh Kolonel
(Pur) H. Anwar Tamim. Dari tahun 1971-1972 Kolonel (Pur.) r. Oetje
Djunjunan alm. Wali Kotamadya Bandung waktu itu berkenan menjadi Ketua
Umum BKC, selanjutnya dari tahun 1973-1980 kembali BKC dipimpin oleh H.
Anwar Tamim. Dan dari tahun 1981-1982 dipimpin oleh Kolonel (Pur.) saleh
M. Yoenoes. Dari tahun 1983 hingga sekarang ini Ir.H. Awal Kusumah M.S
(Putra dari H. Anwar Tamim) terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar
BKC.
Kegiatan-Kegiatan
Sejak awal berdirinya, BKC telah berhasil menyusun program kegiatan yang
terpadu sebagaimana layaknya perguruan yang sudah besar antara lain
Ujian Kenaikan Tingkat, Penataran Kepelatihan, Latihan Lapangan di
gunung, sungai dan pantai. Kejuaraan Intern serta pada tahun 1967,
Pendiri Perguruan dilantik di Sukabumi oleh Ditjora (KONI sekarang) Jawa
Barat sebagai Wakil Umum PORKI Jawa Barat (ibu Yusuf dari INKAI sebagai
Ketua Umum). Kejurnas PORKI pertama diikuti, yaitu di Jakarta pada
tahun 1971 kemudian di penghujung 1972 dalam Musyawarah Lembaga Aliran
Karate di Jakarta yang dipimpin oleh Jendral Surono dan Widjojo Suyono,
BKC dikukuhkan sebagai anggota FORKI. Dalam masalah kegiatan bentuk
apapun yang dilaksanakan, BKC senantiasa berpedoman pada Dua Sesanti
Perguruan :
PRIBADI BUDI CIRI MANDIRI dan MANDIRI KHARSA PUJA WALAGRI
Copy the BEST Traders and Make Money :
http://bit.ly/fxzuluana
SEJARAH BKC (BANDUNG
KARATE CLUB)
SELAYANG PANDANG BKC
(Merupakan Riwayat Ringkas Latar Belakang Berdirinya BKC)
BKC adalah singkatan dari Bandung Karate Club dan Bina Ksatria Cita pada
pengertian yang sebenarnya, didirikan di Bandung pada tanggal 16 Juni
1966 oleh Iwa Rahadian Arsanata. Sejak tahun 1962, telah dirintis
pendiriannya dengan nama Bandung Karate School for Self Defence. Gedung
Mardisantosa yang terletak di Jalan sunda No. 2 Bandung adalah tempat
pertama BKC didirikan. Tercatat sebagai anggota pertama terdiri dari
siswa-siswa Sekolah Guru Pendidikan Jasmani, SMAN Jalan Belitung, STMN I
jalan Rajiman serta beberapa orang mahasiswa UNPAD dan ITB. Sejak
tahun 1967 hingga tahun 1972 tempat latihan pindah ke pendopo sekolah
Tinggi Olah raga Jalan Van Deventer Bandung.
Maksud dan Tujuan
BKC didirikan dengan maksud menghimpun pemuda, pelajar serta berbagai
kalangan dalam pembinaan olah raga beladiri berdasarkan kekeluargaan
hormat-mengahormati serta saling menciantai antara satu dan sesamanya.
Secara umum BKC bertujuan untuk membina setiap anggota menjadi Insan
Beladiri yang Mandiri, yang memahami makna hidup dan kehidupan.
Sehingga pada akhirnya, ilmu yang diperolehnya dapat bermanfaat bagi
kehidupannya di masyarakat. Setiap anggota BKC dituntut untuk mampu
melaksanakan Tri Ratna Keanggotaan berdasarkan kiprahnya.
Dasar Pendidikan Beladiri di BKC
Sumber ajaran beladiri yang diajarkan di BKC sepenuhnya bersumberkan
kepada Tuntunan ajaran Jalaksana yang merupakan Ilmu Teturunan dari
Pendiri Peruruan. Kemudian sumber ajaran ini disesuaikan dengan
berbagai ajaran ilmu beladiri yang ada, baik yang datang dari luar
maupun dengan yang telah ada di Indonesia. Dalam hal ini BKC
berprinsip, mana yang baik diambil dan mana yang buruk dibuang walaupun
itu budaya bangsa terlebih yang datang dari luar.
Para Pimpinan BKC dari Tahun ke Tahun
Tercatat sebagai Ketua Umum BKC angkatan pertama Mardisantosa, yaitu
Budiarjo, S.H. kemudian dari tahun 1968-1970 BKC dipimpin oleh Kolonel
(Pur) H. Anwar Tamim. Dari tahun 1971-1972 Kolonel (Pur.) r. Oetje
Djunjunan alm. Wali Kotamadya Bandung waktu itu berkenan menjadi Ketua
Umum BKC, selanjutnya dari tahun 1973-1980 kembali BKC dipimpin oleh H.
Anwar Tamim. Dan dari tahun 1981-1982 dipimpin oleh Kolonel (Pur.) saleh
M. Yoenoes. Dari tahun 1983 hingga sekarang ini Ir.H. Awal Kusumah M.S
(Putra dari H. Anwar Tamim) terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar
BKC.
Kegiatan-Kegiatan
Sejak awal berdirinya, BKC telah berhasil menyusun program kegiatan yang
terpadu sebagaimana layaknya perguruan yang sudah besar antara lain
Ujian Kenaikan Tingkat, Penataran Kepelatihan, Latihan Lapangan di
gunung, sungai dan pantai. Kejuaraan Intern serta pada tahun 1967,
Pendiri Perguruan dilantik di Sukabumi oleh Ditjora (KONI sekarang) Jawa
Barat sebagai Wakil Umum PORKI Jawa Barat (ibu Yusuf dari INKAI sebagai
Ketua Umum). Kejurnas PORKI pertama diikuti, yaitu di Jakarta pada
tahun 1971 kemudian di penghujung 1972 dalam Musyawarah Lembaga Aliran
Karate di Jakarta yang dipimpin oleh Jendral Surono dan Widjojo Suyono,
BKC dikukuhkan sebagai anggota FORKI. Dalam masalah kegiatan bentuk
apapun yang dilaksanakan, BKC senantiasa berpedoman pada Dua Sesanti
Perguruan :
PRIBADI BUDI CIRI MANDIRI dan MANDIRI KHARSA PUJA WALAGRI
Copy the BEST Traders and Make Money :
http://bit.ly/fxzulu
SEJARAH BKC (BANDUNG
KARATE CLUB)
SELAYANG PANDANG BKC
(Merupakan Riwayat Ringkas Latar Belakang Berdirinya BKC)
BKC adalah singkatan dari Bandung Karate Club dan Bina Ksatria Cita pada
pengertian yang sebenarnya, didirikan di Bandung pada tanggal 16 Juni
1966 oleh Iwa Rahadian Arsanata. Sejak tahun 1962, telah dirintis
pendiriannya dengan nama Bandung Karate School for Self Defence. Gedung
Mardisantosa yang terletak di Jalan sunda No. 2 Bandung adalah tempat
pertama BKC didirikan. Tercatat sebagai anggota pertama terdiri dari
siswa-siswa Sekolah Guru Pendidikan Jasmani, SMAN Jalan Belitung, STMN I
jalan Rajiman serta beberapa orang mahasiswa UNPAD dan ITB. Sejak
tahun 1967 hingga tahun 1972 tempat latihan pindah ke pendopo sekolah
Tinggi Olah raga Jalan Van Deventer Bandung.
Maksud dan Tujuan
BKC didirikan dengan maksud menghimpun pemuda, pelajar serta berbagai
kalangan dalam pembinaan olah raga beladiri berdasarkan kekeluargaan
hormat-mengahormati serta saling menciantai antara satu dan sesamanya.
Secara umum BKC bertujuan untuk membina setiap anggota menjadi Insan
Beladiri yang Mandiri, yang memahami makna hidup dan kehidupan.
Sehingga pada akhirnya, ilmu yang diperolehnya dapat bermanfaat bagi
kehidupannya di masyarakat. Setiap anggota BKC dituntut untuk mampu
melaksanakan Tri Ratna Keanggotaan berdasarkan kiprahnya.
Dasar Pendidikan Beladiri di BKC
Sumber ajaran beladiri yang diajarkan di BKC sepenuhnya bersumberkan
kepada Tuntunan ajaran Jalaksana yang merupakan Ilmu Teturunan dari
Pendiri Peruruan. Kemudian sumber ajaran ini disesuaikan dengan
berbagai ajaran ilmu beladiri yang ada, baik yang datang dari luar
maupun dengan yang telah ada di Indonesia. Dalam hal ini BKC
berprinsip, mana yang baik diambil dan mana yang buruk dibuang walaupun
itu budaya bangsa terlebih yang datang dari luar.
Para Pimpinan BKC dari Tahun ke Tahun
Tercatat sebagai Ketua Umum BKC angkatan pertama Mardisantosa, yaitu
Budiarjo, S.H. kemudian dari tahun 1968-1970 BKC dipimpin oleh Kolonel
(Pur) H. Anwar Tamim. Dari tahun 1971-1972 Kolonel (Pur.) r. Oetje
Djunjunan alm. Wali Kotamadya Bandung waktu itu berkenan menjadi Ketua
Umum BKC, selanjutnya dari tahun 1973-1980 kembali BKC dipimpin oleh H.
Anwar Tamim. Dan dari tahun 1981-1982 dipimpin oleh Kolonel (Pur.) saleh
M. Yoenoes. Dari tahun 1983 hingga sekarang ini Ir.H. Awal Kusumah M.S
(Putra dari H. Anwar Tamim) terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar
BKC.
Kegiatan-Kegiatan
Sejak awal berdirinya, BKC telah berhasil menyusun program kegiatan yang
terpadu sebagaimana layaknya perguruan yang sudah besar antara lain
Ujian Kenaikan Tingkat, Penataran Kepelatihan, Latihan Lapangan di
gunung, sungai dan pantai. Kejuaraan Intern serta pada tahun 1967,
Pendiri Perguruan dilantik di Sukabumi oleh Ditjora (KONI sekarang) Jawa
Barat sebagai Wakil Umum PORKI Jawa Barat (ibu Yusuf dari INKAI sebagai
Ketua Umum). Kejurnas PORKI pertama diikuti, yaitu di Jakarta pada
tahun 1971 kemudian di penghujung 1972 dalam Musyawarah Lembaga Aliran
Karate di Jakarta yang dipimpin oleh Jendral Surono dan Widjojo Suyono,
BKC dikukuhkan sebagai anggota FORKI. Dalam masalah kegiatan bentuk
apapun yang dilaksanakan, BKC senantiasa berpedoman pada Dua Sesanti
Copy the BEST Traders and Make Money :
http://bit.ly/fxzulu
4 komentar:
baca juga tulisan kami http://repository.unand.ac.id
posting anda emudahkan saya mengerjakan tugas saya :D
seratus jempol!!!
Mhn Infonya...saya baru mau belajar Wushu...dimana saya dapatkan cd atau buku basic belajar wushu...saya dari prabumulih..tks alot.